Hal itu merupakan tanda bahwa pekerjaan Anda mungkin berada dalam bahaya, dan para pakar mengatakan, seringnya perasaan tersebut bukan sekadar perasaan belaka. “Saat Anda merasa terancam, biasanya Anda memang terancam,” ujar Ellis Chase, presiden EJ Chase Consulting, seorang konsultan karier dan petinggi perusahaan pelatihan di New York sekaligus penulis “In Search of Fun-Forever Job: Career Strategies That Work”. Di sini, Chase dan para pakar lainnya mengungkap beberapa tanda bahaya sehingga Anda perlu bersiap-siap menyebarkan CV Anda.
Tanda Bahaya 1: Atasan Anda Mengubah Sikapnya Terhadap Anda
Terlepas apakah Anda dan atasan Anda saat ini memiliki hubungan yang baik atau buruk, jika Anda mengamati perubahan dalam cara dia memperlakukan Anda - dari menghindari percakapan dengan Anda, menjadi lebih dingin (atau malah jadi ekstra lebih ramah) hingga tindakan yang lebih mengkhawatirkan dengan mengambil alih tanggung jawab Anda - itu bisa menjadi sinyal bahwa pekerjaan Anda dalam bahaya.
Pertama, coba bicarakan. “Jika Anda merasa terkucil, bicarakan dengan atasan Andasecara langsung, kalau Anda bisa,” kata Michael Townshend, pemilik Carpe Diem Coaching di Silver Spring, Maryland. “Jika Anda tidak bisa atau merasa terlalu canggung, maka bisa jadi ada sesuatu yang terjadi.”
Jika Anda menjadwalkan pertemuan dengan manajer Anda, pastikan penilaian kinerja Anda tetap positif. “Hampiri dan katakan, ‘saya melakukan beberapa penilaian diri sendiri dan saya ingin mengetahui apa yang bisa saya lakukan agar membuat kinerja saya semakin bagus,’” ujar Townshend. Ini memberi atasan Anda peluang untuk menberikan masukan jujur kepada Anda.
Namun perlu diingat bahwa atasan Anda juga bisa mengalami stres, khususnya jika perusahaan Anda berada di bawah manajemen baru, jadi lihat tanggapannya saat pertemuan penilaian kinerja Anda dengan melihat sikap wajahnya. Terkadang jika mereka tidak begitu sibuk, itu artinya mereka menyibukkan diri sendiri, kata Chase.
Tanda Bahaya 2: Anda Memiliki Atasan Baru (dan Ada Ketegangan)
Dalam kondisi perekonomian yang lemah saat ini, ganti atasan mungkin bukan sesuatu yang aneh. Atasan baru bukanlah sebuah hal yang harus diwaspadai , namun cara orang itu memperlakukan Anda bisa menjadi suatu pertanda. “Jika atasan Anda kejam terhadap Anda, atau atasan Anda mengabaikan Anda, hal itu bisa menjadi sebuah masalah,” ujar Stacy Kim, motivator dan konsultan karier bersertifikat serta pendiri Life Junctions di New York City. “Namun ketimbang langsung bertindak, ‘Ok, saya harus mengundurkan diri,’ tanyalah diri Anda terlebih dahulu, ‘Apa yang bisa saya lakukan sekarang?’”
Jika Anda menjadwalkan pertemuan dengan manajer Anda, pastikan penilaian kinerja Anda tetap positif. “Hampiri dan katakan, ‘saya melakukan beberapa penilaian diri sendiri dan saya ingin mengetahui apa yang bisa saya lakukan agar membuat kinerja saya semakin bagus,’” ujar Townshend. Ini memberi atasan Anda peluang untuk menberikan masukan jujur kepada Anda.
Namun perlu diingat bahwa atasan Anda juga bisa mengalami stres, khususnya jika perusahaan Anda berada di bawah manajemen baru, jadi lihat tanggapannya saat pertemuan penilaian kinerja Anda dengan melihat sikap wajahnya. Terkadang jika mereka tidak begitu sibuk, itu artinya mereka menyibukkan diri sendiri, kata Chase.
Tanda Bahaya 2: Anda Memiliki Atasan Baru (dan Ada Ketegangan)
Dalam kondisi perekonomian yang lemah saat ini, ganti atasan mungkin bukan sesuatu yang aneh. Atasan baru bukanlah sebuah hal yang harus diwaspadai , namun cara orang itu memperlakukan Anda bisa menjadi suatu pertanda. “Jika atasan Anda kejam terhadap Anda, atau atasan Anda mengabaikan Anda, hal itu bisa menjadi sebuah masalah,” ujar Stacy Kim, motivator dan konsultan karier bersertifikat serta pendiri Life Junctions di New York City. “Namun ketimbang langsung bertindak, ‘Ok, saya harus mengundurkan diri,’ tanyalah diri Anda terlebih dahulu, ‘Apa yang bisa saya lakukan sekarang?’”
Mengapa Anda perlu meredam reaksi emosi Anda? Karena pertanda di atas tidak selalu berarti pekerjaan Anda terancam. “Selalu ada beragam pesan dengan atasan baru, karena dia mungkin lebih emosional atau perilakunya memang sulit dibaca,” kata Townshend.
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan? Kim menyarankan untuk meminta saran kepada orang yang Anda percaya tentang bagaimana berurusan dengan atasan baru Anda. Atau langsung bicarakan dengannya sehingga Anda bisa memahami apa yang dia harapkan dari Anda, sekaligus mendapatkan peluang untuk menunjukkan bagaimana Anda bisa mendukung tujuannya. Jika situasinya tidak membaik, mulailah mencari peluang lainnya yang ada di luar sana.
Tanda Bahaya 3: Anda Tak Dilibatkan dalam Rapat yang Biasanya Anda Hadiri
Kata pakar, ini merupakan sebuah pertanda. Jika Anda tak dilibatkan dalam sebuah keputusan atau pertemuan, atau atasan Anda yang sebelumnya dekat menjadi tidak begitu dekat dengan Anda, Anda sebaiknya segera menyiapkan CV Anda. Namun jangan terburu-buru langsung menganggapnya sebagai bencana. Jika Anda ingin bertahan di perusahaan ini, mulailah mencari tahu apakah ada lowongan di divisi lain di perusahaan Anda. Bicarakan dengan kolega terpercaya Anda untuk mendapatkan informasi lebih mengenai kondisi dan hubungan kerja dengan berbagai departemen.
Hubungi kontak eksternal Anda jika Anda merasa lebih nyaman di perusahaan baru. “Jika Anda tidak terlibat di organisasi profesional atau Anda tidak membangun jaringan, maka saya harus segera terlibat dalam aktivitas itu,” kata Chase. Faktanya, entah mata pencaharian Anda terasa terancam atau tidak, Anda seharusnya selalu mengelola jaringan dan koneksi Anda, tambahnya. “Terlambat jika ‘saya akan membangun jaringan ketika saya kehilangan pekerjaan’.”
Tanda Bahaya 4: Perusahaan Anda Mendapat Arahan Baru
Manajemen baru muncul, dan biasanya langsung membuat perubahan yang terkadang cukup drastis. Jika perubahan itu tidak menguntungkan Anda, Anda perlu mengajukan beberapa pertanyaan penting kepada diri Anda sendiri. “Yang pertama adalah, ‘Apakah ini yang saya harapkan?’” kata Townshend. “’Dan jika perusahaan itu berubah, apakah saya tetap teguh di balik perubahan tersebut, atau malah menjadi masalah bagi saya?” Itulah serangkaian pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Anda.”
Dan jawaban yang Anda dapatkan akan menjadi sebuah pertanda besar, katanya. “Jika Anda bisa menilai diri Anda sendiri bahwa tetap bertahan di perusahaan tersebut akan menimbulkan banyak tekanan, maka Anda lebih baik bertindak secara cepat daripada terlambat,” seperti disarankannya.
Tanda Bahaya 5: Anda Merasa Tidak Nyaman
Di tengah segala macam perubahan di tempat kerja, Anda mungkin mendapati diri Anda bertanya-tanya apakah pekerjaan Anda saat ini merupakan hal yang tepat bagi Anda. Itu wajar. Masalahnya adalah kapan masalah tersebut muncul. “Di satu sisi, Anda bisa menjawab pertanyaan ini pada Minggu malam,” kata Townshend. “Apakah Anda sangat ingin bekerja? Apakah Anda ketakutan? Jika Anda bisa mengukur hal tersebut, maka Anda menjawab bagian pertanyaan dari apakah Anda seharusnya tetap bertahan.”
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan? Kim menyarankan untuk meminta saran kepada orang yang Anda percaya tentang bagaimana berurusan dengan atasan baru Anda. Atau langsung bicarakan dengannya sehingga Anda bisa memahami apa yang dia harapkan dari Anda, sekaligus mendapatkan peluang untuk menunjukkan bagaimana Anda bisa mendukung tujuannya. Jika situasinya tidak membaik, mulailah mencari peluang lainnya yang ada di luar sana.
Tanda Bahaya 3: Anda Tak Dilibatkan dalam Rapat yang Biasanya Anda Hadiri
Kata pakar, ini merupakan sebuah pertanda. Jika Anda tak dilibatkan dalam sebuah keputusan atau pertemuan, atau atasan Anda yang sebelumnya dekat menjadi tidak begitu dekat dengan Anda, Anda sebaiknya segera menyiapkan CV Anda. Namun jangan terburu-buru langsung menganggapnya sebagai bencana. Jika Anda ingin bertahan di perusahaan ini, mulailah mencari tahu apakah ada lowongan di divisi lain di perusahaan Anda. Bicarakan dengan kolega terpercaya Anda untuk mendapatkan informasi lebih mengenai kondisi dan hubungan kerja dengan berbagai departemen.
Hubungi kontak eksternal Anda jika Anda merasa lebih nyaman di perusahaan baru. “Jika Anda tidak terlibat di organisasi profesional atau Anda tidak membangun jaringan, maka saya harus segera terlibat dalam aktivitas itu,” kata Chase. Faktanya, entah mata pencaharian Anda terasa terancam atau tidak, Anda seharusnya selalu mengelola jaringan dan koneksi Anda, tambahnya. “Terlambat jika ‘saya akan membangun jaringan ketika saya kehilangan pekerjaan’.”
Tanda Bahaya 4: Perusahaan Anda Mendapat Arahan Baru
Manajemen baru muncul, dan biasanya langsung membuat perubahan yang terkadang cukup drastis. Jika perubahan itu tidak menguntungkan Anda, Anda perlu mengajukan beberapa pertanyaan penting kepada diri Anda sendiri. “Yang pertama adalah, ‘Apakah ini yang saya harapkan?’” kata Townshend. “’Dan jika perusahaan itu berubah, apakah saya tetap teguh di balik perubahan tersebut, atau malah menjadi masalah bagi saya?” Itulah serangkaian pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Anda.”
Dan jawaban yang Anda dapatkan akan menjadi sebuah pertanda besar, katanya. “Jika Anda bisa menilai diri Anda sendiri bahwa tetap bertahan di perusahaan tersebut akan menimbulkan banyak tekanan, maka Anda lebih baik bertindak secara cepat daripada terlambat,” seperti disarankannya.
Tanda Bahaya 5: Anda Merasa Tidak Nyaman
Di tengah segala macam perubahan di tempat kerja, Anda mungkin mendapati diri Anda bertanya-tanya apakah pekerjaan Anda saat ini merupakan hal yang tepat bagi Anda. Itu wajar. Masalahnya adalah kapan masalah tersebut muncul. “Di satu sisi, Anda bisa menjawab pertanyaan ini pada Minggu malam,” kata Townshend. “Apakah Anda sangat ingin bekerja? Apakah Anda ketakutan? Jika Anda bisa mengukur hal tersebut, maka Anda menjawab bagian pertanyaan dari apakah Anda seharusnya tetap bertahan.”
Dan jika jawabannya adalah Anda ketakutan menghadapi Senin pagi, ini saatnya untuk mulai meneliti kesinambungan hidup Anda sebagai kandidat untuk penghidupan Anda saat ini, kata Chase. “Anda perlu menguji pasar dan melakukan wawancara untuk mencari informasi serta mencari tahu: ‘Apakah saya merasa begini karena pekerjaan saya, atau karena diri saya sendiri?’” Khususnya jika Anda berada di pertengahan karier Anda, Anda seharusnya berfokus dengan membuat pilihan karier yang sesuai dengan diri Anda, ketimbang menyesuaikan diri Anda ke dalam sebuah karier, tambahnya.
Inilah tahap ketika wanita cenderung ketakutan, kata Kim. “Kami pikir, ‘Oh perekonomian sedang memburuk, tidak ada apa pun di luar sana,’” ujarnya. “Yah, Anda tidak pernah tahu hingga Anda mencobanya. Ambil langkah secara bertahap, jika ada seseorang dalam jaringan Anda yang selalu Anda kagumi, temukan email atau nomornya dan katakan, ‘Bisakah kita ngopi bareng-bareng?’”
Tanda Bahaya 6: Anda Terlalu Nyaman
Terlalu nyaman juga bisa menjadi hal yang berbahaya. Jika Anda terlalu nyaman di tempat kerja, Anda akan kehilangan ambisi dan sepertinya tidak terlalu peduli. Sifat seperti ini tidak disukai para atasan. “Jika Anda memiliki semangat untuk bekerja dan melakukan sesuatu yang berbeda, namun pekerjaan dan lingkungan kerja Anda terlalu nyaman sampai-sampai Anda tidak mengejar hal lain, maka bukankah itu berbahaya?” tanya Kim.
Kim menambahkan, jika Anda terlalu nyaman, Anda tidak akan tahu keadaan di luar sana dan tak akan pernah "menguji pasar."
Saya mengenal wanita yang dipecat dari pekerjaannya dan tak berapa lama kemudian mengatakan, 'Ya Tuhan, saya mendapatkan pekerjaan yang begitu baik sekarang!'" ujarnya. (ac/wy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar