HIBRIDISASI
Hibridisasi
menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk
sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4),
maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat
dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon
adalah 1s2 2s2 2px1
2py1 atau lebih mudah dilihat:
(Perhatikan
bahwa orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s,
dan orbital 2s berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)
Teori ikatan valensi memprediksikan,
berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C
akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena
adalah molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori
ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut
lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam
CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p
secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi
(adalah benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4
yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang
tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap
hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang
sama.
Untuk
menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi
digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih)
elektron:
Proton yang
membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon.
Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini
meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan
meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi
gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai
orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen,
orbital 2s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan)
"bergabung" dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3
(dibaca s-p-tiga) menjadi
Pada CH4,
empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s
hidrogen,
menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang
dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
Sebuah
pandangan alternatifnya adalah dengan memandang karbon sebagai anion C4−.
Dalam kasus ini, semua orbital karbon terisi:
Jika kita
menrekombinasi orbital-orbital ini dengan orbital-s 4 hidrogen (4
proton, H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4 hidrogen
(yakni tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi orbital-orbital
p, sebuah hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan
orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan
persentase relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3
(25% s dan 75% p).
Menurut
teori hibridisasi orbital, elektron-elektron valensi metana seharusnya memiliki
tingkat energi yang sama, namun spektrum fotoelekronnya [3]
menunjukkan bahwa terdapat dua pita, satu pada 12,7 eV
(satu pasangan elektron) dan saty pada 23 eV (tiga pasangan elektron).
Ketidakkonsistenan ini dapat dijelaskan apabila kita menganggap adanya
penggabungan orbital tambahan yang terjadi ketika orbital-orbital sp3
bergabung dengan 4 orbital hidrogen.
Hibrid sp2
Senyawa
karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada
metana. Misalnya etilena
(C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara
karbon-karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:
Ethene Lewis
Structure. Each C bonded to two hydrogens and one double bond between them.
Karbon akan
melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya
akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi
seperti yang disyaratkan untuk ikatan
rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki
panjang dan kuat ikat yang sama. Hal ini sesuai dengan data percobaan.
Dalam hibridisasi
sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital
2p:
membentuk 3
orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua
atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dengan bertumpang tindih dengan dua
orbital sp2 karbon lainnya dan setiap karbon membentuk dua
ikatan kovalen dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp2
yang bersudut 120°. Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang
molekul dan dibentuk oleh tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi
boleh terjadi maupun tidak).
Jumlah huruf
p tidaklah seperlunya terbatas pada bilangan bulat, yakni hibridisasi
seperti sp2.5 juga dapat terjadi. Dalam kasus ini, geometri
orbital terdistorsi dari yang seharusnya. Sebagai contoh, seperti yang
dinyatakan dalam kaidah Bent, sebuah ikatan
cenderung untuk memiliki huruf-p yang lebih banyak ketika ditujukan ke
substituen yang lebih elektronegatif.
Hibrid sp
Ikatan kimia
dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi
sp.
Dalam model
ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p,
menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p. Ikatan
kimia dalam asetilena
(etuna) terdiri dari tumpang tindih sp-sp antara dua atom karbon
membentuk ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan yang dibentuk oleh tumpang
tindih p-p. Setiap karbon juga berikatan dengan hidrogen dengan
tumpang tindih s-sp bersudut 180°.
Hibridisasi dan bentuk molekul
Hibridisasi
membantuk kita dalam menjelaskan bentuk molekul:
Jenis
molekul
|
Utama
kelompok
|
Logam
transisi[4]
|
AX2
|
|
|
AX3
|
|
|
AX4
|
|
|
|
|
|
AX5
|
-
|
|
AX6
|
-
|
|
molekul
hipervalen[6]
(Ikatan tiga-pusat empat-elektron)
|
||
AX2
|
-
|
|
AX3
|
-
|
|
AX4
|
-
|
|
AX5
|
|
|
|
|
|
AX6
|
|
|
|
|
|
AX7
|
|
|
|
|
|
AX8
|
|
|
|
|
Secara umum,
untuk sebuah atom dengan orbital s dan p yang membentuk hibrid hi
dengan sudut , maka berlaku: 1 + ij cos() = 0. Rasio p/s
untuk hibrid i adalah i2,
dan untuk hibrid j j2.
Dalam kasus khusus hibrdid dengan atom yang sama, dengan sudut , persamaan tersebut
akan tereduksi menjadi 1 + 2 cos() = 0. Sebagai
contoh, BH3 memiliki geometri datar trigonal, sudut ikat 120o,
dan tiga hibrid yang setara. Maka 1 + 2 cos() = 0 menjadi 1 + 2 cos(120o)
= 0, berlaku juga 2 = 2
untuk rasio p/s. Dengan kata lain terdapat hibrid sp2 seperti yang
diperkirakan dari daftar di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar